---Beranda Blog---
Nasionalisme burung merupakan gambaran bagaimana kita membangun nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bahkan dalam konteks Dunia dan alam raya ini.
Nasionalisme adalah kesepakatan antar makhluk untuk tidak saling MENINDAS, MERAMPAS, APALAGI MELAKUKAN PEMBANTAIAN-PEMBANTAIAN seperti yang kita saksikan saat ini.
Tidak juga dengan datang ke negara lain dengan alasan untuk membantu menyelesaikan masalah yang terjadi dalam negara tersebut PADAHAL maksud utamanya adalah merampok dan menguasai negara yang didatangi.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Maka
aku juga ingin engkau selalu membisikkan ke telingaku apa kata burung-burung
itu, apa kata hutan, pegunungan, angin dan lumpur. Aku ingin engkau membisikkan
ke telingaku dendang hati mereka tentang negeri ini. Aku ingin mendengar
nyanyian-nyanyian itu kembali:
Nasionalisme bukanlah tali ikatan antara satu jenis burung yang membedakan diri
dari jenis-jenis burung yang lain.
Nasionalisme adalah persentuhan getaran hatinurani seluruh burung-burung,
seluruh burung-burung.
Nasionalisme bukanlah pada wilayah hutan belantara mana burung-burung boleh
hinggap dan beterbangan.
Nasionalisme adalah kesepakatan antara semua jenis burung tentang bagaimana
memelihara hutan yang indah dan sehat bagi kehidupan setiap burung, setiap
burung.
Nasionalisme bukanlah burung dibikinkan sangkar oleh Tuannya, yang diulur naik
ke puncak tiang di pagi hari, kemudian diturunkan dan dimasukkan kandang di
sore hari.
Nasionalisme adalah burung tanpa sangkar, adalah burung di angkasa bebas, yang
dari kebebasan itu hati dan kesadarannya belajar memahami dan merancang
sangkarnya sendiri.
***
Nasionalisme bukanlah mengketapel burung, menjerat dan mengurungnya, serta
menjadikannya hiasan karena meskipun engkau mengelus-elus bulu dan sayapnya,
namun engkau berdusta kepada hakikat burung-burung ketika merebut langit dan
alam dari kehidupannya.
Nasionalisme bukanlah membatasi ruang terbang burung-burung, melainkan membuka
peluang belajar dan pelatihan bagi nurani burung-burung untuk sanggup
menciptakan batas-batas ruang terbangnya sendiri.
Nasionalisme bukanlah burung dalam sangkar bambu yang tunduk menghormati burung
sangkar emas, atau burung sangkar emas meludahi burung sangkar bambu.
Nasionalisme adalah burung-burung sangkar langit, burung-burung sangkar alam
semesta, burung-burung sangkar jagat yang tak dibatasi garis kepentingan
kelas-kelas burung, oleh egosentrisme dan penghisapan sejenis burung atas
sejenis burung yang lain.
Nasionalisme bukanlah burung-burung yang engkau tawan dan engkau jatah makan
minumnya serta engkau tentukan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
disantapnya.
Nasionalisme adalah menguakkan kesanggupan burung-burung yang tanpa akal
senantiasa mengerti apa yang berhak dimakannya dan apa yang terlarang untuk
diminumnya.
Nasionalisme burung-burung tidak punya tuan, nasionalisme burung-burung hanya
punya Tuhan.
Nasionalisme adalah burung-burung yang menentukan dan memiliki pemuka-pemuka.
Pemuka-pemuka yang bertugas untuk menjadi pekerja yang memenuhi keperluan
seluruh burung-burung, sehingga seluruh burung-burung itu bersedia menyisihkan
pendapatannya untuk memberi makan kepada pemuka-pemukanya.
***
Burung-burung tak dimiliki oleh Tuan, burung-burung hanya memiliki Tuhan. Sebab
jika Tuan memilikinya, mereka tak boleh memiliki Tuannya, sedang jika mereka
dimiliki Tuhannya, itu berarti Tuhan adalah milik mereka.
Burung-burung sangat mengerti bahwa hak tertinggi yang dimiliki oleh setiap
makhluk hidup adalah memperoleh pinjaman dari Tuhannya sejumlah yang
diperlukannya, adalah makan dan minum sebanyak yang dibutuhkannya.
Burung-burung sangat memahami bahwa hanya tatkala lapar ia berhak memetik
makanan dari alam, dan hanya ketika haus ia berhak menimba minum dari alam.
Burung-burung sangat bersetia kepada kenyataan betapa Tuhan sangat memiliki
segala sesuatu, namun senantiasa pula ia tak memakainya sendiri melainkan
meminjamkannya.
Betapa Tuhan sangat memiliki kesanggupan untuk menggenggam apapun saja, untuk
merampas apapun saja, serta untuk mengambil alih apapun saja, namun ia tak
melakukannya.
Sehingga burung-burung selalu sangat merasa heran betapa ada makhluk-Nya yang
tak memiliki namun berlaku sebagai pemilik, yang tak berkewenangan namun
bertindak sebagai penguasa, yang tak berhak namun mengambil apa saja yang
dinafsuinya, yang berkedudukan hanya sebagai hamba namun segala jenis
penghisapan, perbudakan dan penindasan dilakukannya.
***
Nasionalisme burung-burung tidak mempersoalkan di sarang pepohonan apa telornya
menetas, oleh karena itu segenap burung di muka bumi mencicit-cicit apabila ada
saudara-saudaranya sesama makhluk datang bagai banjir, menebangi pohon-pohon,
sehingga merasa kehilangan tempat untuk membuat sarang-sarang.
Nasionalisme burung-burung tidak mempersoalkan apa warna telor mereka,
berbentuk lonjong atau bulat, oleh karena itu segenap burung di hamparan tanah
ini mendongakkan paruh-paruh mereka apabila tiba mesin besar entah dari mana
yang menyeragamkan bentuk telor mereka.
Nasionalisme burung-burung tidak mempersoalkan apa warna bulu atau berapa besar
tubuh mereka, oleh karena itu segenap burung-burung di kehangatan alam ini
mengepak-ngepakkan sayap mereka apabila hadir pisau besar yang memangkas bulu
mereka dan membonsai badan-badan mereka.
Nasionalisme burung-burung adalah negeri cinta kasih yang dibatasi hanya oleh
cakrawala dan langit biru, sungai, gunung-gunung, hutan, samudera dan
pulau-pulau hanyalah torehan garis dan warna-warni dalam kanvas lagu pujaan
mereka kepada Tuhan.
Nasionalisme burung-burung adalah kesepakatan untuk menjaga kemerdekaan seluruh
alam. Negara burung-burung adalah pembangunan tempat dan kesejahteraan untuk
saling memerdekakan dan mengasihi.
***
Jika burung-burung rajawali, jika burung-burung hantu, jika burung-burung
raksasa lainnya bergerombol untuk mematuki burung-burung kecil dan merampas
jatah makan minum dan kemerdekaan mereka: maka jagat cinta kasih terbelah
menjadi dua negeri. Yang satu negeri para penindas, lainnya negeri para
tertindas.
Para penindas berlaku sebagai tuhan, sedangkan para tertindas sesak napasnya
tidak hanya oleh kekuasaan yang menindih, tapi juga oleh cinta dan kesantunan
yang tidak disemaikan di bagian manapun dari tanah Tuhan.
Nasionalisme burung-burung terluka dan mengucurkan darah, karena seluruh
burung-burung kecil dimana saja di permukaan bumi terjaring menjadi satu negara
rahasia yang tergetar nuraninya, serta bersiap menagih di hari esoknya.
Oleh Muhammad Ainun Najib
0 komentar:
Posting Komentar