Dalam kasus ini sering kita lihat atau bahkan terjadi pada diri kita sendiri termasuk saya yang berbicara Toleransi tapi kita sendiri tidak Toleran, kita berbicara kebebasan berekspresi tapi disisi lain kita sering tidak suka dengan ekspresi orang yang tidak sama dengan kita. Perumpamaan " Memakan Muntahannya Sendiri " saya kira cocok disandang oleh orang yang tidak siap dengan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang dia inginkan.
Orang yang sering mengumandangkan kebebasan berekspresi dalam memakai baju, dalam berjoget, dalam berkarya dibidang seni dan film, tapi mereka tidak suka dengan kebebasan berekspresi untuk melempari, memukuli bahkan membunuh orang tersebut padalah itu juga merupakan kebebasan berekspresi.
Dalam kasus menghormati hal orang lain, misalnya hal untuk memilih pemimpin (bupati, gubernur, presiden). Kita cenderung untuk melarang orang untuk GOLPUT, padahal golput juga merupakan hak orang untuk tidak memilih. Mengapa golput cenderung dilarang, dikeluarkan fatwa haram lagi.
"KALAU GOLPUT HARAM BERARTI BENAR ORANG YANG TIDAK MEMILIH"
Alasanya" :"Golput" itu merupakan hasil dari "pemilihan umum", kemudian adanya pemilu karena adanya Demokrasi dan seterusnya. Maka kalau golput itu diharamkan, pemilu itu juga haram dan demokrasi juga haram hukumnya.
" Mungkinkah ada SATE BABI ITU HARAM namun BABINYA SENDIRI TIDAK HARAM, padahal sate babi itu berasal dari babi itu sendiri atau lebih jelasnya padahal golput itu juga berasal dari adanya pemilu itu sendiri"
Bukan saya tidak setuju dengan pemilu dan demokrasi, saya setuju-setuju saja. Tapi setelah berfikir tentang fatwa haram golput kok lucu dan aneh.
0 komentar:
Posting Komentar