"Manners Before Knowledge"

  • Slide 1

    Melayani Pembuatan Seal Hydraulic dan Pneumatic dengan Ukuran serta Profile yang tidak Standart.

  • Slide 2

    Semar memiliki ciri yang menonjol yaitu berkuncung putih, kuncung putih itu sebagai simbol atau memiliki arti pikiran,gagasan yang jernih.

  • Slide 3

    Gareng memiliki ciri fisik bermata kero, bertangan ceko dan berkaki pincang. Mata kero berarti kewaspadaan, tangan ceko berarti ketelitian dan kaki pincang adalah kehati-hatian.

  • Slide 4

    Petruk, jika kedua tangannya digerakkan seperti kedua orang yang bekerjasama dengan baik. Tangan depan menunjuk, memillih apa yang dikehendaki. Tangan belakang menggenggam erat-erat apa yang telah dipilih.

  • Slide 5

    Bagong memiliki ciri yaitu dua tangan yang kelima jarinya terbuka lebar yang menyimbolkan selalu bersedia untuk bekerja keras.

Kamis, 04 Juli 2019

RENUNGAN RAMADLAN 1440H / 2019 M


RENUNGAN RAMADLAN 1440H / 2019M

1.     Laku Puasa
Salah satu metode dialektika untuk menciptakan dinamika kehidupan manusia yang dirancang oleh Allah adalah fenomena laku puasa. Allah sendiri bersikap sangat romantik terhadap puasa dan dalam berbagai kisah menunjukkan betapa Ia amat sangat menyediakan cinta kasih yang khusus kepada hamba-Nya yang sedang berpuasa. Para pelaku puasa seakan-akan selalu dipeluk-Nya, didekap, dan selalu disayang-sayang-Nya.

2.     Kenapa
Bacalah koran, tontonlah televisi, saksikanlah peperangan, perebutan, penggusuran, pembongkaran dan penindasan, mengobrollah dengan tetanggamu, dengan sahabat-sahabat dan rekan kerjamu, berbicaralah tentang segala keadaan yang terjadi muka bumi ini, kemudian tidakkah engkau menemukan pertanyaan yang sama: kenapa manusia sangat tidak bisa menahan diri? Padahal bukankah Allah sedemikian rupa menahan diri? Dengan dosa-dosa kita yang sedemikian menumpuk, baik dosa pribadi maupun dosa kolektif, baik dosa personal maupun dosa struktural, tidak pantaskah kalau sudah sejak dulu-dulu Allah murka dan melindas kita semua?

3.     Bukankah
Bukankah Ia sangat menahan diri? Tetap memperkenankan kita berbadan sehat, bernapas dan bergerak? Bukankah Ia sangat menahan diri, dengan tetap menerbitkan matahari, mengalirkan air dan menghembuskan angin, seolah-olah tidak peduli betapa malingnya kita, betapa munafik dan kufurnya kehidupan kita?

4.     Contoh Soal
Puasa Ramadlan ‘hanyalah’ sebuah acuan. Sebuah contoh soal metodik tentang kebutuhan manusia untuk menahan, menyaring, menjernihkan, membeningkan dan mensublimasikan apa pun saja yang terjadi dalam kehidupan.

5.     Alamat KTP
Bulan Ramadlan hanyalah alamat KTP puasa. Namun puasa hadir kepadamu kapan saja dan di mana saja: sebagai makna hidup dan siap engkau peralat, sebagai metode penyehatan dan penyelamatan kehidupan ia selalu stand by untuk didayagunakan. Puasa bahkan tidak menutup diri kepada siapa pun engkau, apa pun kedudukan sosialmu, dan juga apa pun agamamu. Kalau engkau memetiknya dari angin yang menyadarkanmu pada suatu siang yang panas untuk engkau pergauli, si puasa tidak bertanya: apakah engkau seorang muslim?

6.     Sedia
Puasa bahkan bersedia menghadirkan dirinya pada bukan manusia. Bukankah setiap binatang tidak makan sesudah ia memang tidak perlu makan meskipun puasa si binatang ini ia terapkan hanya melalui instingnya? Bukankah kelopak bunga mengerti kapan harus mengembang dan kapan harus menguncup? Bukankah angin tidak merekayasa hembusannya sesuai dengan kepentingan-kepentingan? Bukankah matahari terbit tepat pada momentum kewajarannya untuk terbit?

7.     Keterbatasan VS Kebebasan
Di siang hari Ramadlan cairan di lidahmu memerintahkan kehendakmu agar engkau membeli apa saja yang terdapat di warung dan supermarket. Tetapi beberapa waktu sesudah engkau berbuka, perut menyatakan dengan tegas bahwa keterbatasan itu lebih penting dan lebih menyelamatkan dibanding kebebasan.

8.     Agama Api
Kebudayaan dan pembangunan kita cenderung ber-agama-kan api. Bukankah umat manusia di zaman modern ini bagaikan memeluk kepercayan Majusi, orang menyembah api? Orang-orang memproduksi barang-barang yang tidak dikontrol apakah ia sungguh-sungguh diperlukan oleh sedemikian rupa sehingga kalau barang-barang itu tidak ada maka umat manusia akan dihadang bahaya besar? Orang-orang yang pada tatanan kewajaran hidupnya tidak memerlukan sesuatu hal digiringnya untuk merasa yakin bahwa mereka memerlukannya. Orang-orang menjual dan membeli sesuatu yang penting dan tidak pentingnya ditentukan tidak oleh akal sehat dan kewajaran hidup, melainkan oleh berita-berita dan video clip takhayul-takhayul artifisial. Bukankah hal demikian adalah penyembahan terhadap api, yang satu sulutannya bisa membakar bukan hanya satu rumah, tetapi bahkan bisa membakar seluruh alam semesta.

9.     Peradaban Rakus
Bukankah kita hidup di suatu era peradaban di mana satu orang bisa merasa tidak cukup hanya memiliki tiga ratus perusahaan yang masing-masingnya beromzet lebih besar dibanding dengan harga kekayaan sebuah kecamatan atau bahkan sebuah kabupaten?



10.          Sapalah
Kalau ada orang kesepian, jangan tanya apa partainya, langsung saja sapa dan sayangi dia, agar engkau mendapatkan pintu untuk bersamanya meningkatkan diri ke kepentingan yang lebih tinggi, yaitu tauhid ilahiyah.

11.          Pandanglah
Kalau engkau sempat, edarkanlah setiap pandanganmu ke setiap sisi ruang di dalam rumahmu. Perhatikan perabot-perabot, benda-benda, barang-barang, dan hiasan yang memperindah rumahmu. Ingatlah sebentar di mana dan kapan engkau membelinya atau memperolehnya. Lantas, kembalilah ke suatu kesadaran: bahwa semua itu engkau pilih untuk engkau miliki berdasarkan kesenanganmu. Dan akhirnya, coba engkau renungkan bagaimana sesungguhnya sikap batinmu, sikap pikiran dan jiwamu terhadap kesenangan dan ketidaksenangan. Renungan terhadap senang dan tidak senang bisa mengantarkanmu kepada kenyataan tentang seberapa engkau terikat pada kesenangan pribadimu serta seberapa jauh engkau cenderung menolak ketidaksenangan hatimu.

12.          Mungkinkah
Kalau engkau dan aku, dari dahulu kala sampai kelak, dari awal alam hingga akhir semesta, adalah sepenuhnya milik Allah dan sama sekali tidak pernah memiliki diri kita sendiri–mungkinkah kita pernah sungguh-sungguh memiliki diri ini, alam ini, tanah dan air ini, kayu dan logam ini, harta dan tahta ini, uang rekening dan kekuasaan ini?

13.          Pakaian Ketiadaan
Orang berpuasa disuruh langsung berpakaian ketiadaan: tidak makan, tidak minum dan lain sebagainya. Orang berpuasa diharuskan berkata tidak terhadap isi pokok dunia yang berposisi ya dalam substansi manusia hidup.

14.          Ihram
Ihram adalah ‘pelecehan’ habis-habisan  atas segala pakaian dan hiasan keduniaan yang palsu: status sosial, gengsi budaya, pangkat, kepemilikan, kedudukan, kekayaan, atau apa pun saja yang diburu manusia.

15.          Haji
Ibadah haji adalah puncak ‘pesta pora’ dan demonstrasi dari suatu sikap di mana dunia disepelekan dan ditinggalkan. Di mana dunia disadari sebagai sekadar seolah-olah megah.


16.          Thawaf
Ibadah thawaf adalah penemuan perjalanan sejati sesudah seribu jenis perjalanan personal dan sosial yang tidak menjanjikan kesejatian dan keabadian.

17.          Puasa dari Miskin
Pada skala yang luas, engkau berpuasa dari hak untuk punya uang sebanyak-banyaknya. Engkau membatasi tingkat pemilikanmu, engkau berikan kepada yang berkukurangan. Sebaliknya, engkau juga bisa melakukan puasa dari kemelaratan sehingga engkau mencari uang  sebanyak mungkin, karena kalau kemelaratan sudah berkembang menjadi kefakiran, akan sangat membahayakan iman, mental, dan kepercayaan dirimu.

18.          Syahadat
Syahadat adalah puasa paling esensial dan mendasar. Engkau harus membuang segala macam yang enak untuk engkau tuhankan, misalnya uang, pangkat dan popularitas. Dalam syahadat engkau hanya menomorsatukan Allah, hanya menumpahkan segala duka derita dan riang gembira kepada Allah.

19.          Kalau
Kalau lampumu tak bersumbu dan tak berminyak, jangan bayangkan api. Kalau gelasmu retak, jangan mimpi tuangkan minuman. Kalau mentalmu rapuh, jangan rindukan rasukan tenaga dalam. Kalau kaca jiwamu masih kumuh oleh kotoran-kotoran dunia, jangan minta cahaya akan memancar dengan jernih atasmu. Jadi, bertapalah dengan puasamu. Bersunyilah dengan i’tikafmu. Membeninglah dengan ruku dan sujudmu. Puasa mengantarkanmu menjauh dari kefanaan dunia, sehingga engkau mendekat ke alam spiritualitas.

20.          Kelopak Bunga
Aku bukan orang suci yang menunggu perintah Tuhan untuk melakukan misi tertentu dalam sejarah. Mungkin aku sekadar kelopak bunga yang menunggu firman-Nya untuk mekar pada suatu pagi. Menunggu ayat-Nya untuk menyebar bebauan pada menit-menit tertentu. Dan kemudian menunggu perintah-Nya untuk kuncup kembali, menguning layu, dan akhirya tanggal, menyatu dengan debu.

21.          Terkadang
Terkadang engkau tidak memperhitungkan bahwa Allah berperan atas nasibmu, dan peran-Nya itu amat dilatarbelakangi oleh sifat kasih sayang. Tapi engkau lupa atau tidak yakin, sehingga diam-diam engkau berpendapat bahwa hanya engkau sendirian yang bisa menolong nasibmu. Maka engkau berupaya dengan segala cara: menyerobot sana-sini, mencurangi teman.

22.          Kematian
Kesadaran utama dalam kehidupan adalah kesadaran tentang kematian. Karena alamat kematian adalah garis batas akhir kehidupan. Yang paling pokok harus diurus manusia bukanlah kebebasan, melainkan batas-batas. Dengan kata lain, pelajaran utama tentang kehidupan sebenarnya adalah bagaimana menyadari  kematian.

23.          Min Haitsu La Yahtasib
Jatuh dan bangunnya nilai, gelap dan terangnya keadaan, jauh dan dekatnya para hamba kepada Allah, naik turunnya kemesraan dengan Sang Pencipta, berlangsung tidak pada ruang dan waktu yang bisa kita perhitungkan. Selalu saja Allah menginvestasikan sesuatu yang tak pernah diduga-duga oleh siapapun. Innaka la tahdi man ahbabta, wa la kinnallaha yahdi man-yasya`.

24.          Niteni
Kalau engkau bersedia niteni, meneliti, dan mengingat-ingat apa peran kesengajaan Allah atas hidupmu, engkau akan menemukan berbagai “kebetulan” yang nanti harus engkau pahami sebagai “kebenaran”.

25.          Kesengajaan
Kalau hatimu berdzikir dan mengonsentrasikan diri pada fungsi kesengajaan Allah yang penuh kasih sayang atas naik-turunnya nasibmu, engkau–InsyaAllah–dibimbing untuk senantiasa berada di dalam atau dekat dengan kasing sayang-Nya itu. Pikiranmu akan dituntun oleh-Nya untuk memasuki ide-ide atau gagasan dalam mengendalikan arah jalanmu yang sesuai dengan kasih sayang-Nya. Kakimu, tanganmu, alam pikiran, dan perasaanmu–InsyaAllah–akan senantiasa dipanggil oleh-Nya ke dalam cinta-Nya.

26.          Retorika Pergaulan
Kalau Allah mengatakan bahwa ibadah puasa itu khusus bagi-Nya, kita bisa membaca maksud di balik “retorika pergaulan”-Nya bahwa betapa ibadah puasa itu sangat penting dan memiliki makna khusus bagi manusia. Betapa Allah sangat mencintai hamba-hamba-Nya yang bersedia, terlatih dan memiliki kesanggupan menahan diri.



27.          Metode Kedisiplinan
Bahwa puasa adalah sebuah metode kedisiplinan yang diperlukan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari, baik ketika mengurusi masalah-masalah kecil di rumah tangganya maupun masalah-masalah besar dalam masyarakat, negara, dan dunianya.

28.          Tarekat Puasa
Bahwa puasa adalah suatu model tarekat (cara hidup) yang sangat menentukan selamat tidaknya manusia di dunia maupun di akhirat. Pandanglah sekelilingmu, lihatlah orang berduyun-duyun di perkotaan, lihatlah bagaimana kemewahan-kemewahan diproduksi, lihatlah bagaimana orang berkuasa dan dengan segala cara mempertahankan kekuasaannya.

29.          Logika Idul Fitri
Logika Idul Fitri menganjurkan manusia agar bergerak naik dari titik impas, dari ‘dataran bumi’, karena karamah kemakhlukannya lebih tinggi dari bumi. Apalagi Tuhan selalu memperingatkan agar hamba-hamba-Nya yang berkualitas ‘master piece’ itu tidak melorot ke dataran asfala safilin, yang terendah dari yang rendah. Jadi, bagaimana seorang mendaki terus-menerus ke dataran-dataran plus dari nilai-nilai keluhuran: pendakian spiritual, maksimalisasi intelektual dan kemuliaan moral sampai ke puncak liqa`u Rabb. Pertemuan agung dengan asal usul kita sendiri, yakni Allah Swt.
Sumber : www.caknun.com/tag/bongkah/
Share:

Lautan Jilbab

Pengunjung Blog

Posted by Arip. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut