"Manners Before Knowledge"

Senin, 23 Juli 2012

Perencanaan pembelajaran


1.      1. Perbedaan Mengajar dan Membelajarkan.

Mengajar
Membelajarkan
Fungsi siswa
· Sebagai objek yang menerima dalam kegiatan pembelajaran.
· Siswa dianggap sebagai gelas kosong yang siap untuk diisi air.
Contoh : Dalam proses pembelajaran siswa lebih cenderung mendengarkan.
· Sebagai subjek yang ikut serta secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
· Siswa sebagai individu yang mempunyai potensi sedangkan guru hanya berposisi menemani siswa dalam proses pembelajaranya.
Contoh :Dalam proses pembelajaran siswa lebih berpartisipasi secara aktif.
Fungsi guru
· Sebagai pihak yang memberi materi dalam kegiatan pembelajaran.
· Interaksi/komunikasi terjadi hanya satu arah (dari guru ke siswa).
Contoh : Dalam kelas guru selalu berposisi lebih dominan yang menyampaikan materi ajar.
· Memfasilitasi siswa untuk belajar dan saling belajar.
· Menemani siswa untuk memperoleh pengalaman belajar selama proses pembelajaran berlangsung.
· Menemani siswa untuk mengenali diri/potensi yang dimilikinya dengan mempelajari alam dan lingkungan sekitar.
· Interaksi terjadi secara partisipatif / multiarah.
Contoh : Dalam kelas guru berlaku menemani sedangkan siswa yang lebih aktif dalam menyampaikan materi ajar melalui diskusi.
Fungsi Sumber belajar
· Guru menjadi sumber belajar yang paling dominan.
· Sumber belajar yang diberikan guru dijadikan referensi yang mempunyai kebenaran mutlak tanpa membandingkan referensi yang lain.
· Terjadi proses transfer ilmu dari guru ke siswa yang terkadang tidak releven dengan realita di lapangan.
· Sumber belajar untuk memberikan pembelajaran yang sifatnya lebih mandiri agar siswa dapat berkembang sesuai dengan kemampuanya.
· Sumber belajar dapat berupa buku, artikel, internet, lingkungan sekitar dan sebagainya.
· Tema pembelajaran diangkat dari masalah yang terjadi di lapangan (kehidupan nyata/sekolah) sehingga siswa memperoleh pijakan yang jelas.

2.      2. RPP sebagai representasi upaya memfalisitasi terjadinya proses pembelajaran yang optimal dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena RPP merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan. Dengan RPP kita dapat mengetahui hal berikut (1)karakter siswa yang akan melakukan proses pembelajaran, (2)Indikator yang akan menjadi acuan untuk mengukur ketercapaian siswa dalam kompetensi dasar, (3)Materi yang akan kita olah dan kembangkan untuk kegiatan pembelajaran, (4)Metode pembelajaran yang menyesuaikan dengan  karakter siswa, karakterisrik indikator dan ketersediaan sarana dan prasarana, (5)Langkah-langkah pembelajaran merupakan rincian setiap proses yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, (6)Alat dan sumber belajar yang kita perlukan untuk menunjang kelancaran kegiatan pembelajaran, (7)Penilaian yang berisi teknik penilaian, instrument dan rubrik penilaian.
-Keadaan di SMK
Kenyataan di SMK, rpp hanya dijadikan bentuk tertulis sebagai bukti administratif bahwa guru sudah membuat rpp. Lebih parah lagi rpp hanya dijadikan alat untuk memperoleh pengakuan atau standart iso tanpa ada realisasi di lapangan (kelas). Dalam proses pembelajaran di kelas, rpp juga tidak diberikan kepada siswa. Sehingga siswa tidak mengetahui indikator ketercapaian kompetensi dasar. Selain itu siswa juga tidak akan mengetahui ketuntasan materi ajar yang seharusnya menjadi hak siswa.


3.      3. Pengertian setiap tahapan kurikulum ideal, formal, instruksional, operasional, eksperiensial.
Ø  Kurikulum ideal, yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.
Ø  Kurikulum formal, adalah kurikulum yang ditampilkan dalam bentuk dokumen resmi kurikulum (KTSP).
Ø  Kurikulum instruksional, adalah terjemahan dari kurikulum formal menjadi seperangkat skenario pembelajaran yang dijabarkan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus dan rpp yang dirancang harus memenuhi tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan mengedepankan prinsip memanusiakan manusia yaitu menghargai potensi dan bakat yang sudah dimiliki oleh siswa.
Ø  Kurikulum operasional, adalah perwujudan objektif dari niat kurikulum instruksional dalam bentuk interaksi pembelajaran antara siswa, guru dan lingkungan didalam dan luar kelas. Proses pembelajaran dikelas harus mengacu pada rpp yang sudah dirancang sebelumnya.
Ø  Kurikulum eksperiensial, adalah makna dari pengalaman belajar yang terhayati oleh siswa. Kurikulum eksperiensial merupakan bentuk evaluasi belajar untuk mengukur tingkat ketercapaian siswa dalam kompetensi dasar tertentu. Hasil dari evaluasi ini akan dijadikan untuk bahan perbaikan atau pengembangan kedepanya.
Perbedaan dari aspek wujud dan fungsi.

Wujud
Fungsi
Ideal
Ide, gagasan
Sebagai pencerminan aspirasi konstituen yang perlu diperhatikan dan dikemas dalam sosok yang tepat oleh semua pihak yang terlibat dalam urusan pendidikan formal, mulai dari pengembang kurikulum, pengelola pendidikan dan guru.
Formal
Dokumen resmi kurikulum (contoh KTSP) Kemudian dikembangkan dalam spektrum yang berisi Standart kompetensi (SK) dan Kompetensi dasar (KD)
Untuk membentuk rumusan visi misi pendidikan, tujuan serta pedoman pelaksanaan dan pengembangan.
Instruksional
Silabus dan Rpp
Membentuk seperangkat skenario pembelajaran yang dijabarkan kedalam SK, KD, indikator, tujuan, materi, metode, langkah-langkah pembelajaran, bahan/alat/sumber belajar serta evaluasi.
Operasional
Kegiatan pembelajaran didalam kelas.
Membuat proses pembelajaran di kelas yang partisipasif dan memanusiakan manusia (menghargai potensi yang sudah dimiliki siswa). Pembuatan kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik siswa dan indikator.

Eksperiensial
Hasil dan Evaluasi pembalajaran
Untuk melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran, evaluasi program dan evaluasi kurikulum. , Hasil evaluasi kurikulum dipergunakan sebagai dasar untuk mengembangkan atau memperbaiki kurikulum yang akan dikembangkan berikutnya.

4.      4. Ada stereotipe di SMK, bahwa “mandulnya” pelaksanaan inovasi pembelajaran pada tataran operasional dan eksperiensial. Hal ini disebabkan karena (1)sarana dan prasarana tidak mencukupi bahkan tidak ada, Contoh : Pada mata pelajaran praktek, untuk memenuhi kompetesi praktek maka metode yang cocok adalah praktek kerja siawa. Karena sarana praktek (Mesin bubut, frais) tidak mencukupi kapasitas siswa maka proses pembelajaran dalam kelas (operasional) tidak dapat berjalan sesuai harapan. (2)Ketidaksiapan guru dan siswa dalam menerapkan metode pembelajaran dalam kelas, Contoh : Untuk dapat menerapkan metode pembelajaran yang lebih partisipatif dan nuansa saling belajar antara guru dan siswa, maka guru dan siswa harus mempunyai pola pikir siklikal/melingkar (saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lain). Apabila guru dan siswa masih punya pola pikir linier/searah (Guru sebagai sumber tunggal), maka pengembangan pembelajaran tidak akan terjadi.
Dalam kontek eksperiensial, (1)Belum ada kegiatan belajar yang memfasilitasi siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap hasil kerja yang telah dilakukan, (2)Proses pemberian makna dari pengalaman belajar tidak berpijak pada kehidupan nyata karena tema pembelajaran tidak berangkat dari masalah yang terjadi di lingkungan/lapangan/sekolah.

5.      Silabus dan RPP.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Lautan Jilbab

Pengunjung Blog

Posted by Arip. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut