"Manners Before Knowledge"

Jumat, 11 Maret 2011

kerja bangku


BAB I
 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
           Praktikum kerja bangku adalah praktikum teknik dasar yang harus dikuasai dalam mengerjakan produk kerja bangku pada dunia teknik produksi. Pekerjaan kerja bangku yaitu membuat kontruksi dengan alat tangan, dan dilakukan di bangku kerja/ragum. Pekerjaan kerja bangku meliputi mengikir, mengebor, mengetap, menandai dan menggergaji.
           Dalam praktikum kerja bangku ini mahasiswa di beri waktu 15 kali pertemuan dan 6 Js atau sekitar 5 jam dalam setiap pertemuan. Dengan watu tersebut Mahasiswa harus dapat menyelesaikan tugas praktikum berupa pengikiran, pengetapan, penandaan, dan penggergajian.
           Persyaratan kualitas benda kerja terletak kepada pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi tingkat ketrampilan dasar penguasaaan alat tangan, tingkat kesulitan produk yang dibuat, tingkat kepresisian hasil karya. Praktikum ini dapat menerapkan K3 dalam bekerja serta dappat juga menerapkan dasar-dasar pengukuran menggunakan jangka sorong, micrometer sekrup, serta mistar baja.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana langkah-langkah mengikir, mengetap, menandai (stamping) dan menggergaji yang benar pada praktek kerja bangku ?
2.      Apa yang menjadi penyebab atau kendala selama proses praktikum kerja bangku berlangsung ?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah mengikir, mengetap, menandai dan menggergaji yang benar pada praktek kerja bangku.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui penyebab dan kendala yang terjadi selama proses praktikum kerja bangku.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian dan Fungsi Praktikum Kerja Bangku

                 Mata kuliah Praktek Kerja Bangku pada program keahlian Teknik Mesin Industri adalah mata kuliah yang kompetensi dan sub kompetensinya memuat: ketrampilan dasar yang harus dimiliki secara tuntas oleh seluruh peserta didik. Untuk memperoleh hasil tamatan yang dapat terserap didunia kerja, laboratorium/bengkel dan peralatan adalah sarana yang harus dipenuhi serta tidak dapat ditawar lagi.
     Kondisi peralatan, tata ruang dan penataan peralatan didalam tool room turut menentukan munculnya motivasi dalam belajar, sehingga akan menentukan pula tingkat keberhasilan peserta didik. Oleh karena itu kelengkapan peralatan kerja bangku adalah salah satu faktor yang erat hubungannya dengan motivasi belajar dan prestasi hasil belajar siswa pada mata kuliah praktek kerja bangku.

B.     Kikir

Kikir  terbuat  dari  baja  karbon  tinggi  yang  ditempa  dan  disesuaikan dengan ukuran panjang, bentuk, jenis dan gigi pemotongnya. Tangkainya dibiarkan lunak agar kuat. Badan kikir keras dan rapuh, maka hampir semua kikir harus disimpan secara terpisah dan dilindungi untuk mencegah patah. Kikir diklasifikasikan menurut jenis gigi, kekasaran gigi, penampang, dan panjang.
Derajat kekerasan kikir adalah kasar, setengah kasar dan sangat halus. Guratan tunggal dipergunakan untuk mengikir logam lunak. Guratan ganda dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat umum. Satu set guratan membuat sudut 45°, yang lain 70°, kedua-duanya terhadap sumbu memanjang kikir. Guratan parut digunakan untuk pekerjaan kasar pada bahan lunak, misalnya alumunium.






Gambar 2.1 Kikir

1. Macam-macam Kikir

a.    Bastard
Adalah kikir kasar panjang badan 12”, dengan jumlah gigi 9 gigi/cm, cs = 25 , s= 0,01 , n= 40 dan mempunyai tingkat kehalusan N9 s/d N8.
b.   Half Smooth
Adalah kikir setengah halus panjang badan 10”, dengan jumlah gigi 12 gigi/cm , cs = 25 , s = 0,005 , n = 40 dan tingkat kehalusan N8 s/d N7.
c.    Smooth
Adalah kikir halus, panjang badan 8” dengan jumlah gigi 20 gigi/cm  cs = 25   s = 0,0025 ,   n = 40 dengan tingkat kehalusan N7 s/d N6.
d.   Kikir bujur sangkar
Guratan ganda pada keempat muka. Dipergunakan untuk membuat jalur, menyiku celah dan pundak bujursangkar. Ukuran panjangnya guratan 100 mm hingga 500 mm.
e.  Kikir segitiga
Guratan ganda pada ketiga muka. Digunakan untuk sudut-sudut yang canggung dan lebih kecil daripada 90°. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 300 mm.
f.    Kikir bulat
Guratan tunggal atau ganda. Digunakan untuk permukaan yang lengkung, meluaskan lubang. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 500 mm. Kikir bulat kecil dikenal sebagai alat kikir buntut tikus.
g.   Kikir setengah bulat
Guratan ganda satu permukaan berbentuk cembung. Dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat umum dan mengikir lengkungan bagian dalam. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 450 mm.
h.   Kikir tipis
Guratannya ganda. Badannya persegi empat panjang, tetapi jauh lebih tipis daripada kikir-kikir lainnya. Dipergunakan untuk mengikir alur yang sempit, misalnya untuk mengepas bubungan kunci pintu.

2. Cara Mengikir

Dalam proses pengikiran perlu memperhatikan:
·            Tinggi ragum terhadap orang yang bekerja
·            Pencekaman benda kerja
·            Pemegangan kikir
·            Posisi kaki dan badan
·            Gerakan kikir
·            Kebersihan kikir

Langkah pengikiran yang baik
1. Pemegangan
   Cara pemegangan tangkai kikir pihak pabrik sudah memperhatikan anatomi tangan kita. Tangan kanan memegang tangkai dan tangan kiri memegang ujung kikir sebagai pengarah dan pengimbang tenaga dan dorongan.
2. Posisi kaki dan badan
   Usahakan kaki kiri tegak lurus di bawah ragum membentuk sudut 300 dan kaki kanan membentuk sudut 750.
Jarak antara kaki kiri dan kanan sebanding dengan panjang kikir yang digunakan, sedangkan jarak antara siku dengan permukaan ragum lebih kurang 5 – 8 cm.
   Posisi badan cenderung agak miring ke depan dan mata konsentrasi menghadap pada benda kerja.






Gambar 2.2 Posisi Kakai dan Cara Memegang Kikir
3.   Langkah Pengikiran
a. panjang langkah  : langkah optimal, posisi langkah dan langkah nominal
b. gesekan langkah      :  arah langkah, jarak gesekan
c. jumlah langkah        :  panjang batang kikir, aktifitas orang (normative) stabil/waktu kecepatan potong pada material (Cs)
4. Macam Pengikiran
Lurus             :  memanjang / standart, melintang
CCF                          : Cross cut filling ( 450 atau 650 ).

3. Perawatan Kikir
Alat-alat kerja bangku tidak boleh diletakkan secara bertumpuk satu dengan lainnya, agar awet penggunaan kikir dan sesuai dengan fungsinya. Kebersihan kikir perlu dijaga untuk efisiensi pengikiran, karena chips yang menempel dialur kikir dapat mempengaruhi pemakanan dan juga kehalusan benda kerja, sehingga setiap 20 – 40 kali (untuk bastard) pengikiran harus dibersihkan dengan file brush dan arah membersihkannya sesuai dengan arah alur kikir.







Gambar 2.3 Membersihkan Kikir

C.    Ragum dan Vice Klem

Ragum adalah alat yang berfungsi sebagai tempat menahan, memegang dan menopang bahan yang akan dipotong, digerindra ataupun digergaji.
Vice klem adalah plet baja yang salah satu sisi diberi karton, fungsinya untuk melindungi benda kerja agar tidak tergores saat dicekam pada ragum.

Gambar 2.4 Ragum dan Vice Klem

D.    Mistar Baja

Mistar Baja adalah alat bantu ukur yang digunakan untuk mengukur benda kerja. Mistar ini mempunyai berbagai macam ukuran.
Gambar 2.5 Mistar Baja

E.     Penggores

Penggores adalah alat yang berfungsi untuk memberi garis atau goresan pada benda kerja.
Gambar 2.6 Penggores

F.     Siku baja

Siku Baja adalah alat yang berfungsi untuk menguji kesikuan tepi dan melukis garis tegak lurus.
Gambar 2.7 Siku Baja

G.    Meja datar

Meja datar ini digunakan untuk menguji kerataan permukaan dan untuk melukis balok gores dan plat siku.





Gambar 2.8   Meja datar

H.    Bor

Adalah alat untuk membuat lubang, pada ujungnya terdapat sisi potong bersudut  dan sepanjang badannya mempunyai sisi alur.


Gambar 2.9 Twist Drill

I.       Tap

Tap digunakan untuk membuat ulir dalam secara manual. Berbentuk batang berulir luar yang mempunyai sisi alur 3 atau 4. Satu set tap berisi 3 buah, yaitu nomer 1 untuk awal pembuatan ulir, nomer 2 untuk perluasan ulir dan nomer 3 untuk finishing. Dilengkapi dengan tangkai tap yang panjang lengan pemutar disesuaikan besar kecilnya diameter tap.
Untuk menentukan lubang bor yang akan ditap, maka kita harus tahu berapa diameter mata bor (twist drill) yang akan digunakan.

Gambar 2.10Tap dan Tangkai Tap

J.      Stempel (Stam) Huruf dan Angka

Alat ini dibuat dari bahan baja perkakas yang dikeraskan, digunakan untuk memberi tanda berupa huruf dan angka maupun symbol pada logam atau bahan yang tidak dikeraskan.


Gambar 2.11 Stempel Huruf dan Angka
Tipe Cap
     Cap Nomor

     Cap Huruf

     Cap tanda

Gambar 2.12   Ti pe Cap (Stamp)

Cap huruf dan nomor dapat diperoleh dalam set yang berbeda- beda ukuran yang terdiri dari:
0,5; 0,75; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 4,0; 5,0 mm; dst.

K.    Penitik atau Penanda

Penitik atau Penanda adalah alat bantu kerja bangku yang digunakan untuk memberi tanda pada benda kerja sebelum dilakukan pengeboran.


Gambar 2.13 Penitik






Gambar 2.14 Penggunaan penitik pusat

L.  Tap

Tap adalah alat untuk membuat ulir dalam dengan tangan, tap tangan terdiri dari 3 buah dalam 1 set.





                                                         Gambar 2.15   Satu Set Tap


Tap no.1 (Tap Konis), tap urutan pertama pada penggunaannya, dengan bentuk tirus di ujungnya untuk mempermudah pemotongan. Bentuk ulir yang dihasilkan dari tap pertama 25% dari bentuk ulir yang sesungguhnya. Tap no.2 (Tap Antara), dipakai setelah no.1. Bentuk tirus pada ujungnya lebih pendek dari pada no.1. Tap no.3 (Tap Rata), adalah tap yang terakhir dan yang membentuk profil ulir yang penuh. Bagian tirus pada ujungnya sangat pendek sehingga dapat mencapai dasar untuk lubang yang tak tembus.
Sedangkan sebagai alat pemegang dan pemutar pada waktu pelaksanaan mengulir, dipergunakan tangkai tap (batang pemutar)
                                                                             
Gambar 2.16  Tangkai Tap




M.     Mesin Bor

Mesin bor adalah alat untuk melubangi benda kerja dengan tenaga mesin. Mesin bor yang digunakan pada kerja bangku ada dua jenis yaitu mesin bor bangku (Gambar 21) untuk pekerjaan-pekerjaan yang kecil sampai sedang dan mesin bor tiang (Gambar 81) untuk pekerjaan yang lebih besar.







                                                            Gambar 2.17 Mesin bor bangku







Gambar 2.18  Mesin bor tiang

1.         Mata Bor (Twist Drill)

Mata  bor  adalah  suatu  alat  pembuat  lubang  atau  alur.  Mata  bor diklasifikasikan menurut ukuran, satuan ukuran, simbol-simbol ukuran, bahan dan penggunaannya. Menurut satuan ukuran, bor dinyatakan dalam mm dan inchi dengan kenaikan bertambah 0,5 mm, misalnya Æ5; Æ5,5; Æ6; Æ6,5; Æ7 atau dalam inchi dengan pecahan, misalnya Æ1/16”; Æ3/32”; Æ1/8”; Æ5/32”; Æ3/16” dan seterusnya, atau bertanda dengan huruf A ÷ Z.


Keterangan:
1. tepi/mata potong
2. kepala
3. bibir pengait
4. titik mati
5. tepi/kelonggaran
6. garis tengah
7. bagian sudut potong
8. sudut potong
9. saluran tatal
10. badan
11.  mata/puncak
12. sudut bibir ruang antara

Gambar 2.19 Bagian-bagian mata bor 

N.      Gergaji

Gergaji   digunakan   untuk   memotong   benda   kerja   yang   selanjutnya untuk dikerjakan kembali. Bingkai/Sengkang terbuat  dari  pipa  baja  yang  kuat  dan  kaku,  Sengkang  yang  dapat diatur digunakan   untuk   bermacam-macam panjang dari daun gergaji.
Daun  gergaji  terdiri  dari  dua  macam  letak  gigi  pemotong  yaitu  gigi pemotong satu sisi (single cut) dan dua sisi (double cut). Sedangkan bentuk gigi gergaji   ada yang silang dan ada yang lurus
                                                        


Gambar 2.20 Bentuk Gigi Gergaji
Tabel 1 Ukuran Mata (Gigi) Gergaji

No.
 Jumlah Gigi/
Inci
Kegunaan
1.
14 - 18
Untuk bahan pejal st.37, tembaga, kuningan,
besi tuang.
2.
22 - 24
Untuk bahan dengan bentuk tebal dan baja
karbon tinggi.
3.
28 - 32
Untuk bahan dengan bentuk tipis, pelat,
kawat, pipa yang tipis

O.      Vernier Caliper

Vernier caliper atau jangka sorong adalah alat ukur presisi, sehingga ia dapat digunakan untuk mengukur benda kerja yang secara presisi atau benda kerja dengan tingkat kepresisian 1/100 mm. ketelitian dari alat ukur ini biasanya 5/100 mm.
Vernier caliper dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian luar benda kerja, kedalaman lobang, diameter bagian dalam suatu benda kerja, lebar suatu celah dan panjang dari suatu benda kerja, apabila ukuran dari vernier caliper tersebut mencukupi.







Gambar 2.21 Vernier Caliper

P.       Palu

Palu  dipergunakan  untuk  memukul  benda  kerja  pada pekerjaan  memahat,  mengeling,  membengkok,  dan sebagainya.  Menurut  bentuknya  palu  dibedakan  dalam beberapa jenis yaitu palu pen (Gambar 2.22a) mukanya bulat dan bentuk kepalanya lancip, palu konde (Gambar 2.22b) bentuk muka bulat dan puncaknya seperti bola, palu pen muka segi empat dan puncaknya lancip (Gambar 2.22c) serta palu tembaga (Gambar 2.22d).

                                                    c                                    a


                                                     d                                  b
       Gambar 2.22 Palu



BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A.    Praktek Tugas I : Pengikiran
1.      Gambar Kerja
·         Sebelum Pengikiran.
 



   45


                                        137                                                       25

Gambar 3.1 Sebelum Proses Pengikiran
·         Setelah Pengikiran

                                                                                                                 


                                                                                                                            43
                                                                                                                                   
                                        132                                                      23


Gambar 3.2 Setelah Proses Pengikiran
2.      Peralatan Kerja
·         Kikir Kasar (Bastard)
·         Kikir Setengah Halus(Half Smooth)
·         Ragum
·         Vice klem
·         Siku Baja
·         Meja Datar
·         Jangka Sorong


3.      Prosedur Pengerjaan
·         Mempersiapkan benda kerja yang berupa balok besi.
·         Ukuran yang diinginkan adalah:
Ø Panjang                   : 132 mm
Ø Lebar                       : 43  mm
Ø Tinggi                      : 22  mm
·         Menentukan permukaan yang akan dikerjakan pertama dan digunakan sebagai acuan.
·         Menjepit benda kerja pada ragum yang telah diberi vice klem.
·         Mengukur benda kerja sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
·          Pengikiran pada salah satu sisi benda kerja dengan kikir kasar sampai rata dengan ukuran yang diinginkan. Pekerjaan ini diulang sampai semua permukaan benda kerja rata, siku-siku dan mendapat ukuran yang diinginkan,
·         Kemudian melakukan finishing pada semua permukaan benda kerja dengan menggunakan kikir setengah halus. Pengerjaan ini dilakukan agar benda kerja halus dan lebih presisi.
·         Target ukuran tidak bisa terpenuhi karena kesalahan dalam proses megikir dan alat (kikir) yang sudah rusak, sehingga ukuran yang dapat di capai adalah:
Ø Panjang : 132 mm
Ø Lebar     : 43 mm
Ø Tinggi    : 23 mm

4.      Target Waktu yang Direncanakan
Target waktu yang direncanakan untuk pengikiran adalah 10 hari atau 50 jam, karena  kondisi kikir yang tumpul sehingga proses pengikiran menjadi agak lama.




5.      Hasil Pengerjaan

Tabel 2. Hasil Pengerjaan
No
Pertemuan ke-
Sebelum pengikiran
Sesudah Pengikiran
p
l
t
p
l
t
1
I
137,4
25,2
45
137,4
24,7
45
2
II
137,4
24,7
45
137,4
24,7
44,4
3
III
137,4
24,7
44,4
137,4
24,6
43,9
4
IV
137,4
24,6
43,9
137,4
24,5
43,9
5
V
137,4
24,5
43,9
136,2
24,5
43,9
6
VI
136,2
24,5
43,9
136,2
24,2
43,6
7
VII
136,2
24,2
43,6
136,1
24
43,6
8
VIII
136,1
24
43,6
133,9
23,9
43,6
9
IX
133,9
23,9
43,6
133,9
23,5
43,4
10
X
133,9
23,5
43,4
133,4
23,4
43,4
11
XI
133,4
24,4
43,4
132,4
23,4
42,9
12
XII
132,4
23,4
42,9
132,4
23,4
42,9

6.      Evaluasi Hasil Pengerjaan
Hasil pekerjaan pengikiran cukup terpenuhi dengan menggunakan toleransi ukuran yang telah ditentukan, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
·         Panjang           : 132 mm
·         Lebar               : 43 mm
·         Tinggi              : 23 mm











B.     Praktek Tugas II : Pengetapan                                                                          
1.       Gambar Kerja

M10



                                                                                                              

                      15,5

                    11    11                    50
                                                          132                                           22                                                        
                                                                                                                   
Gambar 3.3 Setelah Proses Pengetapan.

2.      Peralatan Kerja
·         Tapper
·         Tangkai tap
·         Minyak pelumas
·         Ragum

3.      Prosedur Pengerjaan
                        Sebelum mengatap didahului dengan proses pembuatan lubang dengan cara mengebor. Pengeboran dilakukan dua kali, pertama menggunakan mata bor 4 dengan kedalaman 50, pengeboran yang kedua menggunakan mata bor 8.5 dengan kedalaman 50.
                        Proses tap dimulai dengan menjepit benda kerja pada ragum yang telah diberi vice klem, proses tap dilakukan tiga tahap, pertama menggunakan tap satu, tap dua, dan yang terakhir tap tiga, selama proses tap, tap di beri minyak pelumas supaya lancer dan tap tidak patah.



Gambar 3.4 Cara Pengetapan
                        Hasil dari pengetapan diperoleh benda kerja yang berlubang dengan kedalaman 50 mm dan ulir dalam M10 (matris 10). Pengetapan di kerjakan cukup lama karena keterbatasan alat, alat yang digunakan hanya dua set tap dan dua tangkai tap sehingga harus bergantian dengan mahasiswa yang lain.

4.      Target Waktu yang Direncanakan
            Target waktu yang direncanakan 2 hari atau 10 jam setelah selesai proses pengikiran.

5.      Evaluasi Hasil Pengerjaan
            Proses pengetapan mengalami kendala karena keterbatasan alat sehingga mahasiswa harus bergantian untuk melakukan proses pengetapan.














C.    Praktek Tugas III : Penandaan
1.      Gambar Kerja

43
                                                                                                        22

      M10               





                  15,5

                                        50
                 11     11                                        132                                            22



                                                                                                       22

           

                               2  
                                                  5




































































































                                   
                                                                        132
Gambar 3.5 Setelah Proses Penandaan.
2.      Peralatan Kerja
·         Penggores
·         Mistar Baja
·         Stempel huruf dan angka
·         Palu besar



3.      Prosedur Pengerjaan
·         Menentukan sisi yang akan distempel (salah satu sisi yang terlebar),
·         Sebalah kiri dan bawah (sisi yang akan disetempel) diberi garis tepi dan dilanjutkan dengan pembagian menjadi lima baris dan 26 kolom (pembagian dikerjakan dengan penggores dan mistar baja).
·         Stamping dilakukan dengan memukul stempel (angka atau huruf)  yang telah ditempelkan pada benda kerja dengan palu besar.
·         Proses stamping selesai, diperoleh benda kerja yang bertanda huruf ataupun angka.
·         Agar hasil stamping terlihat rapi sebaiknya sebelum pengerjaan mahasiswa buat mal (sisi benda kerja yang akan di tandai) dengan kertas.

4.      Target Waktu yang Direncanakan
            Target waktu yang direncanakan adalah 1 hari atau 5 jam.

5.      Evaluasi Hasil Pengerjaan
            Agar hasil stemping terlihat rapi , sebaiknya mahasiswa membuat mal dari kertas dan ditempel di benda kerja dengan menggunakan lem supaya tidak mudah lepas ketika dipukul.









D.    Praktek Tugas IV : Penggergajian
1.      Gambar Kerja
·         Sebelum Penggergajian


                                                                                                                                   
                                                                                                                         35


                                                  64                                                           6
Gambar 3.6 Sebelum Proses Penggergajian.

·         Sesudah Penggergajian
7,5
                                             5                        


                      22

                                                                                                                32
                                                                                            28                                   




                                                60                                                       6

Gambar 3.7 Setelah Proses Penggergajian.



2.      Peralatan Kerja
·         Gergaji
·         Ragum
·         Jangka sorong

3.      Prosedur Pengerjaan
·         Benda kerja dikikir terlebih dahulu sesuai dengan ukuran yang ditentukan,
·         Tandai benda kerja yang akan digergaji,
·         Letakan benda kerja di ragum dengan dijepit kemudian digergaji secara teratur.

4.      Target Waktu yang Direncanakan
            Target waktu yang direncanakan adalah 2 hari atau 10 jam.

5.      Evaluasi Hasil Pengerjaan
            Sebaiknya benda kerja sebelum digergaji harus ditandai terlebih dahulu agar hasil pengerjaan rapi dan lurus.
















BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Pengikiran dikerjakan setelah benda kerja dicekam pada ragum, Pengikiran dilakukan dengan menggunakan dua jenis kikir (bastard dan half smooth).
2.      Pengetapan dikerjakan setelah proses pembuatan lubang dengan mesin bor (menggunakan mata bor 8,5), pengetapan dilakukan dengan tiga tahap (tahap pertama menggunakan tap no satu, tahap kedua menggunakan tap no dua dan tahap no tiga menggunakan tap no tiga, ukuran tap yang digunakan adalah M10).
3.      Penandaan (stamping) dikerjakan setelah proses pembagian benda kerja (sisi yang akan ditandai) menjadi lima baris dan 26 kolom
4.      Target ukuran tidak bisa terpenuhi karena terdapat kesalahan pada saat mengikir dan sebagian besar alat (kikir) tidak layak pakai sehingga ukuran yang dapat di capai adalah:
·         Panjang     : 132 mm
·         Lebar         : 43 mm
·         Tinggi        : 23 mm
5.      Penggergajian adalah salah satu job yang ada di praktikum kerja bangku yang diawali dengan proses mengikir benda kerja dan dilanjutkan dengan menggergaji benda kerja sesuai dengan ukuran dan bentuk yang telah ditentukan.
6.      Kendala-kendala yang dijumpai pada Praktikum Kerja Bangku adalah sebagai berikut: (1) Pengikiran : Banyak kikir yang sudah tumpul dan kurang mengetahui cara mengikir yang benar, (2) Pengetapan : Ketersediaan alat yang kurang mencukupi, sehingga mahasiswa harus bergantian dengan mahasiswa yang lain, (3) Penandaan : Agar mendapatkan hasil penandaan yang baik, mahasiswa harus membuat mal dari kertas dan ditempel dibenda kerja dengan menggunakan lem dan (4) Penggergajian : Banyaknya waktu yang digunakan pada proses pengikiran, sehingga proses penggergajian tidak berjalan maksimal dan benda kerja yang tidak ditandai dahulu sebelum digergaji menyebabkan hasil kerja kurang rapi.

B.     Saran
1.      Sebelum praktikum dimulai petugas sudah menyiapkan benda kerja, dan melakukan pengecekan alat kerja, sehingga ketika pelaksanaan praktikum berjalan dengan lancar, tidak terganggu karena alat yang tidak layak pakai dan rusak.
2.      Sebaiknya alat-alat yang dipakai dalam Praktikum Kerja Bangku yang sudah tidak layak pakai harus segera diganti.






















DAFTAR RUJUKAN

Tatank. tanpa tahun.Menggunakan Mesin Perkakas, (Online), (http://www.scribd.com/tag/menggunakan-perkakas-tangan, diakses 20 0ktober 2010).
Yuri. tanpa tahun. Kerja Kikir dan Penggoresan, (Online),
          (http://www.scribd.com/tag/kerja-bangku, diakses 20 Oktober 2010).




     

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Lautan Jilbab

Pengunjung Blog

Posted by Arip. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut