Manusia
Hibrida Pertama
Jauh
sekali sebelum hari ini, Bumi sudah dihuni oleh makhluk jenis banujan (denowo).
Situs-situs di Sangiran dan Mojokerto menunjukkan keberadaan mereka, yang
usianya sudah mencapai jutaan tahun. Setiap hari pekerjaan mereka hanya
berkelahi satu sama lain.
Allah
lalu menggantinya dengan makhluk hibrida baru. Dalam proses penciptaannya,
malaikat diperintahkan untuk membentuknya dalam wujud yang mirip dengan Allah
sendiri. Tubuh fisiknya berasal dari tanah liat yang diambil Izrail dari daerah
Thaif, Ethiopia setelah Jibril, Mikail, dan Israfil gagal mengambilnya. Mereka
dihalang-halangi oleh Iblis karena Iblis tahu generasi kedua Adam sudah mulai
saling membunuh.
Setelah
jasad Adam terbentuk sempurna, Allah meniupkan ruh ke dalamnya. Ketika itu Adam
bersin tiga kali. Pada bersin yang pertama kepalanya tegak. Bersin kedua, leher
sampai perutnya hidup. Bersin ketiga, perut sampai ujung kakinya bernyawa.
Ketika itulah malaikat bersama-sama mengucapkan Yarhamukallah! Adam
menjawabnya dengan Yahdikumullah wa yuslihu balakum.
Maka
jadilah insan kamil pertama, makluk paling sempurna yang di dalam jasadnya
terkandung semua unsur alam semesta. Lalu malaikat paling sepuh bernama Azazil
(dalam Bahasa Jawa dikenal sebagai Idajil) mengatakan bahwa manusia tak akan
mengalami kemajuan jika hanya mengandung unsur positif.
Maka
malaikat yang lebih sepuh daripada Jibril itu ditugasi Allah untuk
memimpin penyebaran unsur negatif. Azazil melakukan pengabdian melalui perannya
itu. Berkat kesediannya muncullah konsep baik-buruk sebagai media belajar
manusia.
“Jangan
membenci setan. Setan adalah temanmu yang mengingatkan bahwa kamu harus terus
sama Allah. Gunanya setan adalah untuk memancarkan kegelapan sehingga engkau
mencari cahaya.”
Anak-anak
Adam lahir kembar sepasang laki-laki dan perempuan, kecuali Sis. Di dalam diri
Sis termuat potensi laki-laki maupun perempuan. Nabi Sis inilah yang kemudian
menurunkan manusia Nusantara, manusia dengan potensi paling lengkap. Tapi
kemudian datanglah penjajah-penjajah melalui televisi yang menyebarkan rasa
tidak percaya diri pada manusia Nusantara.
Maka
Kiaikanjeng berkeliling menunjukkan kepada dunia bahwa musik yang lahir di
tanah Jawa tidak bisa ditandingi kelengkapannya oleh musik dari benua manapun.
Di Mesir mereka mainkan musik Ummi Kultsum, di Napoli nembang musik
klasik, di Teramo menyajikan musik country, dan seterusnya sampai ke
Roma, Finlandia, Turki, Maroko.
Muhammad Ainun Nadjib
Reportase Maiyahan di Pondok
Pesantren Al-Fattah, Lamongan
0 komentar:
Posting Komentar