"Manners Before Knowledge"

Sabtu, 21 September 2013

Kekayaan Nomor Satu



Kekayaan Nomor Satu adalah Rasa Saling Percaya

Sebagai komparasi, Cak Nun menceritakan kondisi masyarakat korban lumpur Lapindo. Lapindo merupakan salah satu dari sekian banyak problem sosial yang diurus penyelesaiannya oleh Cak Nun dan Pak Toto Rahardjo di samping Kedungombo, Pasar Turi, dan masih banyak lagi.

Kalau mau ngomong salah-benar, menurut MA Lapindo tidak bersalah. Kalaupun salah, yang disebut Lapindo itu bukan Bakrie. Sahamnya dimiliki oleh Indra (adik dari Ical Bakrie), Medco, dan perusahaan Australia Santos. Begitu ada kejadian lumpur, kedua perusahaan cuci tangan.

Setelah berdialog dengan Cak Nun, ibunya Bakrie memerintahkan salah satu anaknya, Nirwan, untuk mengusahakan dari mana-mana untuk bisa membantu korban lumpur. Mekanismenya bukan mekanisme hukum dengan pemerintah, bukan mekanisme vonis atas kesalahan, tapi bagaimana caranya supaya korban lumpur punya rumah lagi. Ada 13.526 keluarga yang kehilangan rumah. Yang dibantu pemerintah dengan dana APBN hanyalah orang-orang yang tidak ikut hancur rumahnya tapi hancur ekonominya.

“Yang Anda baca di koran dan televisi itu 100% fitnah. Itu bukan lagi makanan beracun, tapi murni racun. Luar biasa jahatnya media massa dalam kaitannya dengan Lapindo.”
Ibunya Bakrie kemudian membayar tanah dengan harga 5 kali lipat, sementara rumah dihargai 6 kali lipat. Bahkan mereka yang taat dan tidak menyakiti diberi 8 kali lipat; sekitar 3.000 orang jumlahnya. Yang mau dibayar 20%-nya sudah bisa untuk membangun rumah melebihi rumah asli mereka. Total uang yang dikeluarkan sejumlah 93,7 triliun. Posisinya masih kurang 635 milyar yang belum terbayar karena kehabisan uang, tidak ada bantuan dari gubernur, tidak ada pinjaman dari bank. Pemerintah bukan hanya tidak membantu tapi juga ikut memeras. Bakrie bukan hanya membayar tanah dan rumah, tapi juga membiayai seluruh pengerukan pasir dan pembuangan lumpur. Bulan November ini diharapkan semua akan tuntas terbayar.

Posisi Cak Nun dalam penyelesaian problem Lapindo adalah dimintai tolong dan bersedia dengan satu syarat, yaitu tidak boleh ada transaksi ekonomi antara Bakrie dengan Cak Nun. Itu Cak Nun tuliskan sendiri dalam kesepakatan di awal.

“Jangan dikira itu artinya saya tak punya nafsu. Saya punya nafsu, tapi dia tidak akan pernah saya biarkan menang melawan iman dan keyakinan saya.”

“Yang ingin saya sampaikan adalah teman-teman korban Lapindo tadi tidak berjamaah. Mereka hidup sendiri tanpa kontak kejiwaan satu sama lain. Uang segitu banyak tidak dikelola untuk sosial, sehingga berkahnya tidak sebesar di sini. Maka Anda harus sangat bersyukur karena memiliki apa yang tidak mereka miliki. Kekayaan nomor satu itu rasa saling percaya satu sama lain.”

Tentang Bakrie, Cak Nun menambahkan bahwa keputusan Ical untuk nyapres merupakan ide Ical yang sebenarnya tidak disetujui oleh ibu, adik-adiknya, maupun seluruh warga perusahaan Bakrie Group.


Catatan Silaturahmi Inti Plasma di Desa Bumi Pratama Mandira Bersama Cak Nun
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Lautan Jilbab

Pengunjung Blog

Posted by Arip. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut