"Manners Before Knowledge"

Senin, 09 September 2013

Pesantren Tidak Belakangan dan Tidak Terbelakang

Pesantren Tidak Belakangan dan Tidak Terbelakang

Cak Nun membagi pengalamannya ketika beberapa tahun belajar di Pondok Pesantren Gontor. Bertahun-tahun mondok  merupakan pengalaman tirakat, mengakrabi batasan-batasan, baik itu dalam soal makanan, pakaian, dan apalagi dalam hal-hal yang lebih sekunder. Baju, sarung, dan celana masing-masing cukup selembar, sering berpuasa, dan mendayagunakan sisa-sisa pasta gigi dan sabun dari santri-santri lain – semuanya bukan karena terpaksa melainkan murni pilihan sadar.

Tanpa Pesantren Tebuireng tak akan ada peristiwa 10 November, tak akan ada adegan terbunuhnya Jenderal Mallaby. Pesantren merupakan salah satu unsur yang melahirkan Indonesia. Karena jelas siapa kebo siapa gudelnya, mestinya pesantren tak pantas merasa minder dan merasa perlu mendapat pengakuan dari negara untuk mengobati mindernya. Pesantren harus bangga karena sudah membuktikan kehebatannya. Dan besok-besok dunia akan ikut membentuk pesantren.

Pesantren adalah tempat para santri. Awalnya ada orang sepuh yang sungguh-sungguh berilmu, berakhlak baik, dan bermental kuat. Anak-anak muda mendatanginya untuk belajar. Setelah melalui pembelajaran dan pengujian-pengujian, orang sepuh tadi menentukan lulus atau tidaknya santri tersebut. Untuk mempermudah proses belajar ini, mereka membangun pondok-pondok. Pusat sistem pendidikan pesantren adalah seorang tokoh berilmu.

Pada zaman kita mendirikan pesantren-pesantren, Eropa mengalami masa kegelapan. Mereka tak punya modal orang berilmu untuk ikut membentuk pesantren, maka mereka kumpulkan orang untuk diajari. Maka sekolah-sekolah tidak punya figur yang benar-benar berilmu, apalagi berakhlak. Kalau ada kiai menghamili santrinya, batallah kekiaiannya. Tapi ketika hal yang sama dilakukan oleh profesor, keprofesorannya tidak terganggu.

Muhammad Ainun Nadjib
Reportase Maiyahan di Pondok Pesantren Al-Fattah, Lamongan
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Lautan Jilbab

Pengunjung Blog

Posted by Arip. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut