"Manners Before Knowledge"

Senin, 09 September 2013

Manusia Hibrida Pertama



Manusia Hibrida Pertama

Jauh sekali sebelum hari ini, Bumi sudah dihuni oleh makhluk jenis banujan (denowo). Situs-situs di Sangiran dan Mojokerto menunjukkan keberadaan mereka, yang usianya sudah mencapai jutaan tahun. Setiap hari pekerjaan mereka hanya berkelahi satu sama lain.

Allah lalu menggantinya dengan makhluk hibrida baru. Dalam proses penciptaannya, malaikat diperintahkan untuk membentuknya dalam wujud yang mirip dengan Allah sendiri. Tubuh fisiknya berasal dari tanah liat yang diambil Izrail dari daerah Thaif, Ethiopia setelah Jibril, Mikail, dan Israfil gagal mengambilnya. Mereka dihalang-halangi oleh Iblis karena Iblis tahu generasi kedua Adam sudah mulai saling membunuh.

Setelah jasad Adam terbentuk sempurna, Allah meniupkan ruh ke dalamnya. Ketika itu Adam bersin tiga kali. Pada bersin yang pertama kepalanya tegak. Bersin kedua, leher sampai perutnya hidup. Bersin ketiga, perut sampai ujung kakinya bernyawa. Ketika itulah malaikat bersama-sama mengucapkan Yarhamukallah! Adam menjawabnya dengan Yahdikumullah wa yuslihu balakum. 

Maka jadilah insan kamil pertama, makluk paling sempurna yang di dalam jasadnya terkandung semua unsur alam semesta. Lalu malaikat paling sepuh bernama Azazil (dalam Bahasa Jawa dikenal sebagai Idajil) mengatakan bahwa manusia tak akan mengalami kemajuan jika hanya mengandung unsur positif.

Maka malaikat yang lebih sepuh daripada Jibril itu ditugasi Allah untuk memimpin penyebaran unsur negatif. Azazil melakukan pengabdian melalui perannya itu. Berkat kesediannya muncullah konsep baik-buruk sebagai media belajar manusia.

“Jangan membenci setan. Setan adalah temanmu yang mengingatkan bahwa kamu harus terus sama Allah. Gunanya setan adalah untuk memancarkan kegelapan sehingga engkau mencari cahaya.”
Anak-anak Adam lahir kembar sepasang laki-laki dan perempuan, kecuali Sis. Di dalam diri Sis termuat potensi laki-laki maupun perempuan. Nabi Sis inilah yang kemudian menurunkan manusia Nusantara, manusia dengan potensi paling lengkap. Tapi kemudian datanglah penjajah-penjajah melalui televisi yang menyebarkan rasa tidak percaya diri pada manusia Nusantara.

Maka Kiaikanjeng berkeliling menunjukkan kepada dunia bahwa musik yang lahir di tanah Jawa tidak bisa ditandingi kelengkapannya oleh musik dari benua manapun. Di Mesir mereka mainkan musik Ummi Kultsum, di Napoli nembang musik klasik, di Teramo menyajikan musik country, dan seterusnya sampai ke Roma, Finlandia, Turki, Maroko.


Muhammad Ainun Nadjib
Reportase Maiyahan di Pondok Pesantren Al-Fattah, Lamongan


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Lautan Jilbab

Pengunjung Blog

Posted by Arip. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut